Adanya musibah yang menimpa salah satu sekolah sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa dalam kegiatan study tour, membuat banyak munculnya pendapat terkait kegiatan study tour. KH. Muhammad S.H.I, M.H selaku kepala sekolah SMK Miftahul Huda Rawalo menyampaikan bahwa kegiatan study tour sudah ada semenjak zaman dahulu. Mulai dari TK sampai SLTA atau kuliah pasti mengadakan acara study tour.
Menurut beliau terjadinya kecelakaan pada study tour dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebabnya bisa jadi human error, bus yang tidak layak, jalan yang curam, sopir yang lelah dan faktor liannya. (dikutip dari berita Sinar Pagi). Beliau juga menambkan bahwa musibah bisa terjadi kapanpun dan dimanapun. Meskipun kita sudah sangat berhati-hati tetap saja musibah bisa datang. Sebagaimana Firman Allah S.W.T.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: " Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah, Niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
KH. Muhammad S.H.I, M.H mengajak kita untuk mengambil hikmah dari kejadian tersebut dan menyakini bahwa kejadian tersebut menjadi ujian bagi kita, serta kita dapat mengevaluasi diri apa yang perlu diperbaiki dan harus dipersiapkan sebelum study tour. Misalnya terkait kondisi bus.
Beliau juga menyampaikan bahwa sudah semestinya kita harus bijak dalam menyikapi suatu kejadian, jangan menyalahkan salah satu pihak. Apalagi pihak sekolah selaku pencetus ide tersebut sudah mendiskusikan dengan berbagai pihak baik orang tua ataupun biro travel. Sekolah pastinya sudah mempersiapkan acara tersebut jauh-jauh hari dengan matang. Kalaupun nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penyelengaraannya, itu merupakan musibah. Ada kalanya kegiatan study tour perlu diadakan dengan banyaknya manfaat, seperti tadabbur alam, bisa mempraktikan ibadah seperti shalat Qoshor dan lainnya, serta mengetahui aneka ragam budaya yang ada di Indonesia.
KH. Muhammad S.H.I, M.H, menyimpulkan bahwa kegiata study tour boleh diadakan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti biaya, kondisi bus dan memilih tempat tujuan study tour yang kaya akan sejarah dan wawasan. Kemudian dibentuknya panitia yang penuh tanggungjawab dan biro travel yang profesional serta kegiatan do'a kepada yang Maha Kuasa.
Beliau juga menambahkan untuk kita dapat menyikapi masalah dengan lebih bijaksana dan jangan menyalahkan berbagai pihak. Karena bisa saja imbas buruk bila study tour di tiadakan maka tempat edukasi menjadi sepi, seperti di Planetarium Jakarta, TMII dan lainnya. Selain itu, biro travel, warung dan lainnya akan mengalami penurunan jumlah pengunjung dan bisa berdampak pada PHK karyawan.
Berita selengkapnya bisa di akses pada link di bawah ini.