(Kegiatan Budaya Jabat Tangan di Pagi Hari)
Budaya jabat tangan siswa ke guru menjadi salah satu upaya untuk menumbuhkan karakter siswa di lingkungan sekolah. Hal ini menjadi pembiasaan kecil yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter siswa. Adanya kegiatan berjabat tangan sebelum masuk sekolah dan pulang sekolah memiliki dampak positif yang besar. Salah satunya menumbuhkan rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah.
Disamping itu, adanya jabat tangan membentuk perilaku dan budi pekerti yang baik antara siswa dengan guru ketika di lingkungan sekolah dan berdampak luas pada lingkungan rumah siswa dengan orangtuanya.Pembiasaaan budaya jabat tangan ini juga perlu di lakukan di lingkungan rumah dan sekolah bahkan di lingkungan masyarakat. Mengingat dengan adanya jabat tangan akan menjadi bekal bagi siswa di masa mendatang. Hal ini selaras dengan pemerintah yang masih menggalangkan pembentukan pendidikan karakter sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dirumuskan dalam pasal 3 yang berbunyi Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pembentukan karakter ini juga beriringan dengan Profil Pelajar Pancasila yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2020 terkait rencana strategis kementrian pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024. Profil Pelajar Pancasila sendiri memiliki 6 ciri utama diantaranya adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bekerbhinekaan global, bergotong royomg, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Pelaksanaan budaya berjabat tangan di lingkungan sekolah SMK Miftahul Huda Rawalo dilakukan di pagi hari dan setelah pembelajaran sekolah berakhir. Pada pagi hari, guru menyambut siswa di depan gerbang sekolah untuk berjabat tangan dan memberikan senyuman dan sapaan kedapa siswa dan orang tua siswa yang mengantar ke sekolah. Sedangkan setelah siswa mengikuti pelajar terakhir, siswa berjabat tangan dengan guru yang mengajar.
Budaya berjabat tangan memiliki dampak positif juga bagi guru, diantaranya adalah mengenal kepribadian atau karakter dari siswa, selain itu juga sebagai sarana untuk memotivasi siswa, saling menghormati, memantau kehadiran siswa dan sarana menerapkan pendidikan karakter terhadap siswa. Disamping itu, budaya berjabat tangan juga dapat bermanfaat bagi siswa diantaranya adalah menumbuhkan semangat belajar siswa, meningkatkan motivasi kedisiplinan siswa, menanamkan sikap sopan dan menghormati kepada guru dan orang tua.